Tuesday, August 11, 2015

Hati yang selalu merindukan kebaikan

Assalamu'alaiakum,
Pertama marilah selalu bersyukur  kepada Alloh SWT, karena atas Rahmat dan KaruniaNYA sampai detik ini kita masih diberi kesehatan. Kali ini saya ingin mengajak diri saya sendiri sekaligus berbagi dengan kawan semua untuk berbuat baik dengan sesama. Saya yakin kawan-kawan lebih pintar dan banyak ilmu dibanding dengan saya, tapi setidaknya walaupun dengan keterbatasan ilmu  tetapi jika dilandasi dengan niat yang baik, tulus dari hati yang paling dalam bisa menambah pundi-pundi amal kebaikan yang kita miliki.

Pernahkan kawan minum kopi?? pastinya ada dua pilihan yakni kopi pahit dan kopi manis. Jika kawan suka kopi manis, sadarkah  jika yang membuat kopi itu terasa manis adalah gula? Tetapi kawan tidak pernah menyebutkan minuman tadi dengan sebutan kopi dan gula bukan?? Gula disini saya analogikan satu bentuk kebaikan yang tidak pernah disebut atau diucapkan. Walaupun namanya tidak pernah disebut atau diucapkan, gula tetap gula dan akan selalu memberikan rasa manis. Hebat bukan??

Dalam diri manusia terdapat nafsu, baik itu nafsu baik atau nafsu jahat, namun Alloh SWT juga menganugerahi manusia dengan akal pikiran yang semestinya kita gunakan untuk mengendalikan hawa nafsu tersebut.
Tidak kita sadari mungkin kita pernah berbuat baik, tetapi hawa nafsu kita tiba-tiba  muncul ingin kebaikan kita itu dilihat teman, saudara atau orang lain. Entah dengan berbagai macam alasan semisal ingin dilihat orang lain kita itu dermawan, banyak duit, atau mungkin juga ingin dipuji dan disanjung. Hal demikian itu yang pada akhirnya akan menghilangkan nilai-nilai amal kebaikan, yang kelak di akhirat kita akan mendapatkan azab.

Saya mempunyai seorang teman, orangnya bersahaja. Dia tidak banyak aktif dalam keorganisasian, dia bukanlah orang penting dan banyak teman-teman lain yang meremehkannya. Tetapi siapa sangka jika dia mempunyai satu amalan yang patut kita tiru. Saya mengetahui karena satu kejadian yang tidak disengaja. Mungkin itulah jalan Alloh SWT untuk memperlihatkan satu bentuk kebaikan hambaNYA yang dianggap ikhlas. Dia rajin menyisihkan penghasilannya untuk kepentingan anak-anak panti asuhan, padahal dirinya sendiri membutuhkan banyak dana untuk kehidupan sehari-hari. Dia lakukan itu dengan diam-diam, teman-teman yang lainpun tidak mengetahui apa yang telah dia lakukan. Semuanya dilakukan dengan istiqomah. Dia seperti “Gula” yang saya ceritakan diatas, selalu membuat manis tanpa ingin pujian, sanjungan, ucapan terima kasih dari orang lain.

Kawan... Mari kita biasakan berbuat baik dengan seikhlas-ikhasnya. Karena yang menilai kadar amal kita bukanlah manusia tetapi Alloh SWT. Buat apa mendapat pujian dari teman tetapi kelak di akhirat kita tidak mendapatkan apa-apa,  karena penyesalan selalu datang terakhir. Semoga Alloh selalu membimbing kita untuk dapat menjalani kehidupan di dunia ini dengan penuh keikhlasan. Amiin

Wassalamualaikum.